Isi
Auto-transplantasi sumsum tulang banyak digunakan saat pasien membutuhkan perawatan kanker, seperti kemoterapi atau terapi radiasi.
Biasanya, proses transplantasi sumsum tulang secara otomatis terdiri dari pengangkatan sel-sel sehat dari tubuh pasien sebelum perawatan dan kemudian menyuntikkannya kembali setelah perawatan selesai, sehingga tubuh dapat memproduksi lebih banyak sel yang sehat.
Transplantasi otomatis sumsum tulang terutama digunakan pada pasien dengan limfoma, multiple myeloma atau leukemia, karena kemoterapi dosis tinggi diperlukan untuk menyembuhkan jenis penyakit ini.
Cara kerja transplantasi otomatis sumsum
Untuk melakukan transplantasi otomatis sumsum tulang, ahli onkologi mengambil sampel sumsum tulang dari pinggul pasien melalui suntikan ke pinggul. Sampel tersebut kemudian dikirim ke laboratorium dan, jika tidak memiliki sel ganas, disimpan untuk digunakan setelah kemoterapi dosis tinggi.
Setelah perawatan dengan kemoterapi atau radiasi, sel sumsum tulang yang sehat disuntikkan kembali ke aliran darah pasien untuk meningkatkan produksi sel darah, yang sangat berkurang setelah perawatan kanker.
Bagaimana pemulihan dari transplantasi sumsum tulang otomatis
Pemulihan total dari transplantasi sumsum tulang berlangsung antara beberapa bulan dan hingga 2 tahun setelah transplantasi, namun demikian, pasien hanya perlu dirawat di rumah sakit hingga 4 minggu setelah transplantasi, karena selama periode ini terdapat risiko infeksi dan perdarahan yang lebih besar.
Risiko transplantasi otomatis sumsum tulang
Risiko utama transplantasi sumsum tulang meliputi:
- Mual, muntah atau diare;
- Sariawan;
- Rambut rontok;
- Pendarahan yang berlebihan;
- Infeksi berulang, seperti pneumonia;
- Infertilitas;
- Depresi.
Risiko ini lebih sering terjadi pada pasien kanker stadium lanjut karena kemoterapi dalam dosis besar yang digunakan sebelum transplantasi.
Pelajari lebih lanjut tentang cara kerja transplantasi sumsum tulang di:
- Transplantasi sumsum
- Donasi sumsum tulang