Isi
Stres menyebabkan beberapa perubahan pada sistem hormonal yang mengarah pada peningkatan produksi hormon seperti adrenalin dan kortisol, yang penting untuk merangsang tubuh dan mempersiapkannya untuk menghadapi tantangan.
Meskipun perubahan ini baik untuk waktu yang singkat dan membantu mengatasi berbagai masalah yang muncul setiap hari, jika terjadi terus-menerus, seperti dalam kasus stres kronis, perubahan tersebut dapat menyebabkan masalah kesehatan yang serius. Ini karena perubahan hormonal menyebabkan perubahan lain pada tubuh seperti peningkatan ketegangan otot, perubahan flora usus, penurunan sistem kekebalan, misalnya.
Berikut beberapa tip praktis tentang cara melawan stres dan menghindari masalah tersebut.
1. Insomnia
Stres bisa menyebabkan atau memperparah insomnia, karena selain situasi stres seperti keluarga atau masalah pekerjaan bisa membuat sulit tidur, perubahan hormonal juga menyebabkan terganggunya tidur di malam hari sehingga sangat menurunkan kualitas istirahat.
Yang harus dilakukan: Beberapa strategi yang dapat membantu antara lain minum segelas susu sebelum tidur, menghindari kafein hingga 3 jam sebelum tidur, menjaga ruangan tetap sejuk, kurang penerangan dan nyaman, dan yang terpenting, tidak memikirkan masalah terkait menekankan. Lihat tip sederhana lainnya untuk tidur yang lebih baik.
2. Gangguan makan
Makan berlebihan atau anoreksia adalah contoh yang sangat umum dari gangguan makan yang disebabkan oleh stres yang berlebihan, karena ketika tubuh kelebihan beban atau tidak terkendali, ia mencoba menemukan cara untuk mengatasi perasaan tidak menyenangkan ini melalui makan.
Yang harus dilakukan: konsultasikan dengan ahli gizi dan psikolog, karena pengobatannya harus sesuai dengan gangguan makan, berat badan, usia, harga diri dan kemauan, misalnya.
3. Depresi
Peningkatan berkepanjangan kortisol, yang merupakan hormon stres, dan penurunan serotonin dan dopamin yang disebabkan oleh stres sangat terkait dengan depresi. Dengan cara ini, ketika situasi stres tidak dapat dikelola atau ditangani, kadar hormon berubah dalam waktu lama, yang dapat menyebabkan depresi.
Yang harus dilakukan: mengadopsi perilaku yang mengurangi stres, seperti menghindari pikiran negatif, mengekspos diri Anda di bawah sinar matahari setidaknya selama 15 menit sehari, tidur 6 hingga 8 jam sehari, berolahraga secara teratur, menghindari keterasingan, dan berjalan di luar ruangan . Jika perlu, konsultasikan dengan psikolog untuk memandu pengobatan yang sesuai.
Selain itu, beberapa makanan, seperti pisang atau nasi, juga bisa membantu melawan depresi. Lihat daftar lengkap makanan yang direkomendasikan.
4. Masalah kardiovaskular
Stres dapat menyebabkan arteri dan vena terkompresi, mengakibatkan aliran darah menurun, detak jantung tidak teratur, dan bahkan pengerasan arteri. Hal ini meningkatkan risiko pembekuan darah, sirkulasi yang buruk, stroke, peningkatan tekanan darah, dan bahkan serangan jantung.
Yang harus dilakukan: makan makanan yang sehat, memberi preferensi pada sayur, buah dan sayur, serta melakukan latihan fisik secara teratur, coba teknik relaksasi dan pijat, misalnya.
5. Sindrom iritasi usus besar dan sembelit
Stres dapat menyebabkan kontraksi abnormal pada usus, membuatnya lebih sensitif terhadap rangsangan dan menyebabkan gejala seperti perut kembung, diare, dan kembung. Jadi, ketika stres konstan, usus dapat mengalami perubahan ini secara permanen, yang mengakibatkan sindrom iritasi usus besar.
Namun, dalam beberapa kasus, stres dapat menyebabkan hal sebaliknya karena perubahan flora usus yang menyebabkan orang tersebut lebih jarang pergi ke kamar mandi, berkontribusi pada munculnya atau perburukan sembelit.
Yang harus dilakukan: Makan makanan seimbang yang lebih kaya serat, selain minum sekitar 2 liter air setiap hari. Dalam kasus iritasi usus besar, obat analgesik juga dapat digunakan untuk meredakan gejala dan, yang terpenting, makan makanan rendah lemak, kafein, gula dan alkohol, karena makanan ini memperburuk gejala.
Pelajari lebih lanjut tentang meredakan gejala sindrom iritasi usus besar atau sembelit.