Isi
Kelenjar Bartholin terletak di bagian anterior vagina dan berfungsi sebagai pelumas, terutama pada saat kontak intim. Namun, kelenjar ini bisa meradang dan terhambat karena penumpukan cairan di dalam kelenjar itu sendiri, sehingga menimbulkan kista Bartholin.
Kista Bartholin biasanya tidak menimbulkan rasa sakit, tidak memiliki gejala, dan dapat sembuh secara spontan. Namun, bila cairan tersebut terinfeksi nanah sehingga menimbulkan infeksi pada kelenjar yang bernama Bartolinitis akut tersebut, daerah tersebut bisa menjadi merah, bengkak dan sangat nyeri, serta nanah masih bisa keluar.
Dalam kasus ini, pengobatan diperlukan dan dapat dilakukan dengan obat analgesik, antiradang dan antibiotik yang diresepkan oleh dokter kandungan, pengobatan rumahan, mandi air panas atau pembedahan.
Kemungkinan penyebab
Kista bartholin dapat timbul karena akumulasi cairan pelumas di dalam kelenjar itu sendiri, yang juga mendukung penumpukan bakteri di daerah tersebut, yang menyebabkan bartolinitis. Infeksi kista Bartholin dapat terjadi akibat praktek hubungan intim yang tidak terlindungi, karena terdapat resiko penularan bakteri yang lebih besar sepertiNeisseria gonorrhoeaeatau Chlamydia trachomatis, misalnya, dapat mencapai kista dan menyebabkan infeksi dan pembengkakan.
Selain itu, infeksi kista bisa terjadi akibat perawatan kebersihan intim yang kurang baik, seperti salah mencuci daerah genital, misalnya di mana bakteri dari saluran usus dapat menginfeksi kelenjar tersebut.
Dengan cara ini, munculnya kista bartholin dapat dicegah melalui penggunaan kondom dan kebiasaan menjaga kebersihan daerah intim.
Ketahui jenis kista lain yang bisa muncul di vagina.
Gejala utama
Kista Bartholin biasanya tidak menimbulkan gejala atau menular, namun wanita tersebut mungkin merasakan adanya bola atau benjolan di vagina saat ia merasakan area tersebut, dan benjolan ini mungkin membengkak dan merah. Saat kista terinfeksi, gejala lain mungkin muncul, seperti:
- Keluaran nanah;
- Area merah, panas, sangat nyeri dan bengkak, mirip dengan bisul;
- Benjolan di dekat lubang vagina, biasanya pada kasus yang lebih parah;
- Nyeri dan ketidaknyamanan saat berjalan atau duduk dan selama kontak intim;
- Demam.
Jika muncul gejala-gejala ini, konsultasikan dengan ginekolog untuk memandu pengobatan.
Peradangan kelenjar Bartholin saat hamil
Peradangan pada kelenjar Bartholin selama kehamilan biasanya tidak perlu dikhawatirkan, karena munculnya kista tidak menimbulkan rasa sakit dan akhirnya menghilang secara alami, sehingga seorang wanita dapat melahirkan secara normal.
Jika kista bartholin terinfeksi selama kehamilan, maka pengobatan harus dilakukan sesuai anjuran dokter, karena cara ini dapat menghilangkan bakteri dan tidak ada risiko bagi ibu hamil atau bayinya.
Bagaimana cara merawatnya
Perawatan kelenjar bartholin yang meradang harus dipandu oleh dokter kandungan, tetapi biasanya dilakukan dengan obat anti-inflamasi dan analgesik dan, bila ada infeksi, dengan antibiotik dan mandi sitz dengan air panas untuk meredakan peradangan dan menghilangkan nanah.
Pembedahan untuk kelenjar Bartholin diindikasikan hanya jika terdapat pembentukan kista Bartholin dan dapat dilakukan dengan mengeringkan cairan kista, mengangkat kista atau mengangkat sendiri kelenjar Bartholin. Cari tahu bagaimana pengobatan dilakukan untuk kista Bartholin.